Kecerdasan Buatan : Artificial Intelligence - Pertemuan 2
ARTIFICIAL INTELLIGENCE
1. Teknik Artificial
Intelligence
Para pengembang AI
berpegang kepada prinsip bahwa akan ada teknik penyelesaian untuk setiap
permasalahan yang berbeda, dimana teknik itu akan didasari kapada kemampuan
untuk memanipulasi symbol (create, modification, reproduction dan destruction).
Hal lain yang harus
dipahami adalah bahwa kecerdasan memerlukan pengetahuan , dimana pengetahuan
memiliki karakteristik antara lain :
- sangat luas.
- sulit didefinisikan dengan tepat.
- selalu berubah.
- dapat memiliki arti berbeda tergantung kapan
digunakan.
2. Model-Model
Artificial Intelligence berikut contohnya
Beberapa teknik AI dapat dikategorikan secara umum kedalam beberapa kelompok ,
diantaranya
A.
Search ( Pencarian )
menyediakan cara
penyelesaian masalah untuk kasus dimana bila tidak ada lagi pendekatan langsung
yang dapat digunakan maka pindahkan kerangka kerja kpd teknik langsung yang
mungkin untuk dilekatkan.
B.
Use of Knowledge ( Penggunaan Pengetahuan )
menyediakan cara
penyelesaian masalah yang lebih kompleks dengan mengekploitasi struktur dari
objek yang terkait dengan masalah tsb.
C.
Abstraction
menyediakan cara untuk
memilah/memisahkan keterangan dan variasi yang penting dari sekian banyak yang
tidak penting dimana akan mempercepat penyelesaian masalah.
3. Tingkatan Model
Sebelum kita membuat
program AI ada baiknya kita tanya pada diri kita beberapa hal, seperti
“Apakah kita akan
membuat program yang dapat melakukan hal secerdas yang dilakukan manusia ? ”
“ Apakah kita akan
membuat program yang dapat melakukan sesuatu dgn cara yang sama dgn manusia ? “
Atau kita akan membuat
program yang dapat melakukan sesuatu yang lebih mudah dengan cara yg lebih
mudah.
Jawaban dari pertanyaan
diatas akan memberikan batasan dari pengembangan sistem / pembuatan program
yang akan kita lakukan.
Usaha untuk membuat
program yang menyajikan cara manusia menyelesaikan masalah dapat dibagi kedalam
dua kelas, yaitu :
Ø
Program
kelas pertama mencoba
menyelesaikan masalah dengan cara yang tidak persis benar dengan definisi kita
tentang AI. Program yang termasuk kelas ini menggunakan algoritma dan mekanisme
yang mudah dan sederhana untuk dilakukan oleh komputer tetapi biasanya sulit
dan tidak menarik untuk dilakuakan oleh manusia.
Contoh program dalam
kelas ini adalah
Elementary Perceiver and Memorizer (EPAM) [Feigenbaum, 1963] yang dapat mengingat pasangan terkait dari suku
kata, dimana bila dimasukkan satu suku kata komputer tinggal mencarinya dalam
memori kata mana yang mengandung suku kata yang dimaksud, yang pertama kali
ditemukan maka itulah jawabannya, bagi manusia tidak semudah itu karena manusia
selalu berfikir tentang arti dari kata yang dimaksud sesuai dengan konteks,
sehingga masalah spt ini tidak menarik bagi manusia dan jarang dilakukan, namun
hal semacam ini sering dilakukan dalam psychotest untuk mengetahui kemampuan
mengingat seseorang.
Ø Program kelas kedua berupaya memodelkan kemampuan manusia dalam melakukan sesuatu, yang berarti program pada kelas ini lebih mendekati kepada definisi tentang AI, yang berarti menjadi tidak mudah bagi komputer.Beberapa alasan dibuatnya model seperti ini al:
1.
Untuk
membuktikan teori psychology tentang kemampuan manusia. Contohnya adalah program
PARRY yang ditulis Colby, 1975, yang
mengekploitasi perilaku paranoid manusia berdasarkan percakapan yang dilakukan,
sehingga dengan menganalisa hasil percakapan, seorang psycholog dapat
menyimpulkan apakan sesorang termasuk paranoid atau tidak.
* paranoid : gila karena ketakutan yang berlebihan
2. Untuk membuat komputer mengerti alasan manusia. Contohnya, membuat komputer dapat membaca/ mengerti berita di koran dan menjawab pertanyaan spt “mengapa buruh mogok kerja ?”, program semacam ini harus dapat mensimulasi proses pengambilan alasan yang dilakukan manusia.
3. Untuk membuat manusia mengerti alasan komputer. Dalam banyak keadaan manusia enggan percaya pada output komputer kecuali dapat dimengerti bagaimana mesin mendapatkan hasil spt itu. Jika proses pengambilan alasan yg digunakan komputer sesuai dgn cara manusia maka akan lebih mudah untuk mendapatkan penjelasan yang dapat diterima.
4.
Untuk
mengekploitasi pengetahuan apa yang dapat kita kumpulkan dari manusia. Selama
disepakati bahwa manusia mamiliki kemampuan terbaik dalam menyelesaikan
masalah, hal ini membuat banyak keinginan untuk melihat manusia sebagai
petunjuk untuk menemukan cara untuk menyelesaikan masalah atau memproses suatu
pekerjaan.
Hal ini juga akan memotivasi para pengembang AI untuk terus memproduksi mesin yang bertingkah laku cerdas dengan meniru manusia.
4. Kriteria Sukses
Satu
pertanyaan terpenting yang harus dijawab pada tiap proyek penelitian ilmiah
adalah “ Bagaimana kita tahu kalau kita sudah berhasil ?”, begitu pula dalam
AI. Bagaimana kita tahu mesin yang kita buat cerdas ? Menjawab pertanyaan itu
sama sulitnya dengan menjawab pertanyaan “Apakah kecerdasan itu ?” tapi
dapatkah kita melakukan sesuatu untuk memastikan kegiatan kita ?
Tahun 1950, Alan Turing memperkenalkan
metode untuk menentukan apakah sebuah mesin dapat berpikir, yang kemudian
dikenal dengan sebutan Turing Test.
Untuk
melakukan test ini diperlukan 2 orang dan 1 mesin.
Satu
orang bertindak sebagai penanya yang berada pada tempat terpisah dengan orang
kedua dan mesin. Penanya dapat bertanya kepada orang kedua atau mesin dengan
mengetikkan pertanyaannya dan menerima jawaban dalam bentuk ketikkan juga.
Penanya tidak tahu yang mana orang yang mana mesin hanya si A dan si B, yang
dilakukan oleh penanya dengan pertanyaan adalah menentukan mana yang orang,
mana yang mesin. Tujuan dari test ini adalah mengelabui sipenanya sehingga
menganggap mesin sebagai orang, caranya adalah membuat mesin tidak selalu
menjawab benar dan menunda waktu menjawab.
Jika
sang penanya akhirnya menyatakan mesin sebagai orang, maka dapat dikatakan
mesin berhasil melewati test, dan dapat dinyakan bahwa mesin
dapat berpikir.
Perlu
waktu cukup lama dan perlu beberapa kali test dan perbaikan sampai akhirnya
mesin ini dapat melewati test ini, namun hal yg menarik dari Turing Test ini
adalah bahwa yang diperlukan oleh mesin untuk lulus test
ini bukan jawaban yang benar atau tepat untuk tiap pertanyaan sehingga mesin
tidak harus menjadi lebih cepat dan lebih benar dalam menjawab setiap
pertanyaan untuk dinyatakan sebagai orang (cerdas) atau dapat berpikir.
5. Potensi Manusia
A. Potensi Kecerdasan
§ Kecerdasan Spiritual
kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan
dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.
§ Kecerdasan Logika –Matematika
kemampuan dalam menggunakan angka dengan baik, melakukan penalaran
dengan benar, mengolah alur pikiran yang panjang dan mencerna pola-pola logis atau numeris dengan benar.
§ Kecerdasan Intrapersonal
kemampuan
untuk menilai dan memahami kebutuhan orang lain, dan bertindak sesuai cara
mereka mengatur interaksi dengan seseorang.
§ Kecerdasan Musikal
kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk
dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik.
§ Kecerdasan Natural
kemampuan mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategorisasi
yang berhubungan, dengan flora (tumbuhan) dan fauna (binatang) serta benda-benda
alam yang ada di lingkungan sekitar.
§ Kecerdasan Badan (Body) –Kinestetik
kemampuan anak menggunakan ketangkasan tubuh untuk mengekspresikan ide
dan perasaan dan menggunakan keterampilan tangan untuk mengubah atau
menciptakan sesuatu.
§ Kecerdasan Linguistik –Auditorial
kemampuan seseorang untuk mengungkapkan pendapat atau pikirannya melalui
bahasa verbal maupun non verbal secara jelas dan lugas dengan tatanan Bahasa.
§ Kecerdasan Spasial –Visual
kemampuan seseorang untuk memahami, memproses dan berfikir ke
dalam bentuk visual. Kecerdasan spasial - visual juga merupakan salah satu
jenis kecerdasan majemuk.
B.
Potensi Diri
Terdiri atas empat elemen yakni
;
§ Menerima diri
§ Merumuskan Cita-cita
§ Berinteraksi dengan
lingkungan
§ Mencari dan menciptakan
pengalaman baru
C.
Membangun Potensi
Komentar
Posting Komentar